Senin, 03 Januari 2011

Mengenal Oli Rem/Brake Fluid

Mohammad Rizqi
| Sistem rem pada kendaraan memiliki fungsi yang amat vital. Sitem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan atau memperlambat dan menghentikan kendaraan. Prinsip dasar dari sistem rem kendaraan adalah memanfaatkan tenaga hydraulic untuk menggerakkaan master cylinder kemudian akan mengaktifkan rem pada roda.
Fluida yang digunakan untuk sistem rem adalah oli yang kusus dan bukan sekedar berfungsi sebagai pelumas saja. Tugas oli rem yang utama adalah menjadi media perantara yang mentrasmisikan tenaga hydraulic ke seluruh sistem rem. Kita mengenalnya dengan brake fuid.

Spesifikasi Brake Fluid
Standar spesifikasi oli rem mengacu pada united states department of transportation (DOT) dan spesifikasinya adalah DOT 2, DOT 3, DOT 4, DOT 5 dan DOT 5.1. Semakin tingi angka DOT pada oli rem menunjukkan angka titik didihnya semakin tinggi. Saat ini oli rem yang banyak beredar di pasaran adalah DOT 3, DOT 4, DOT 5, dan DOT 5.1
Untuk DOT 2, menggunakan bahan dasar castor oli ( minyak jarak ). DOT 3, DOT 4, dan DOT 5.1 bahan dasarnya terdiri dari beberapa mineral oil, glycol esters dan ethers, ada juga yang menggunakan synthetic oil, oli rem dengan spesifikasi di atas dapat saling digunakan, yang membedakan adalah kemampuan suhu kerjanya. DOT 5.1 memiliki sifat aliran yang lebih baik dibanding yang lain, sehingga cocok untuk sistem rem dengan ABS. DOT 5 bahan dasarnya menggunakan silicone dan tidak dapat saling pakai dengan oli rem berbasis glycol dan juga sebaliknya.
DOT 3 dan DOT 4 terbat dari bahan dasar glycol yang juga dipakai sebagai bahan dasar untuk radiator coolant dan pengencer cat.  DOT 3 dan DOT 4 memiliki kelemahan yaitu mudah sekali menyerap uap air atau air dari atmosphere.Dengan mudahnya menyerap uap air  atau air mengakibatkan kinerja rem kurang optimal karena diakibatkan adanya air pada oli rem yang akan menyebabkan titik didih rem menurun. Masalah lain yang akan ditimbulkan adalah adanya karat pada sistem rem.
DOT 5 diciptakan menggunakan bahan dasar silikon dikarenakan untuk mengatasi masalah adanya penyerapan air pada oli rem sebelumnya, karena sifat silikon tidak bersifat menyerap air dan titik didihnya lebih tinggi. Namun DOT 5 juga memiliki kelemahan yaitu kemampuan pelumasnya sangat kurang di saat temperatur oli rem tinggi, dengan kata lain viskositas olinya sangant terpengaruh terhadap perubahan temperature.
DOT 5.1 hampir sama dengan DOT 3 dan DOT 4 yang menggunakan dasar glycol dan menggunakan aditif borate ester, tetapi komposisi aditif untuk DOT 5.1 adalah berkisar 70-80 %. Dengan kisaran seperti itu akan membuat titik didih DOT 5.1 lebih tinggi dibanding DOT 3 dan DOT 4, namun titik didihnya hamper sama dengan DOT 5.


Bagaimana minyak rem terkontaminasi?

Umumnya brake fluid atau oli rem terkontaminasi oleh uap air atau air. Air banyak sering kita temukan pada sistem rem dan masuknya air pada sistem rem bisa disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. sealing yang kurang baik pada sistem produksi
Akibat sealing yang kurang baik mengakibatkan air mudah masuk kedalam sistem rem
2. Kontaminasi dengan udara
Dengan iklim Indonesia yang tropis membuat peluang oli menyerap uap air lwbih besar.
3. Kondensasi atau pengembunan
Adanya ruang kosong yang diisi oleh udara akan membuat terjadinya uap air dan ini biasanya karena saat penggantian oli rem tidak dilakukan proses bleeding pada sistem rem.
4. Penggunaan oli rem yang terlalu lama.
Oli rem yang tidak diganti secara berkala akan menyebabkan kandungan air pada sitem akan semakin banyak, lebih-lebih karena tempat atau wadah atau juga saluran oli rem yang ada di sistem rem berhubungan langsung dengan udara.
sumber referensi = techno info, edisi no 38 tahun 2008

Mengenal Jenis-jenis Coolant

Coolant konvensional
Secara alami berwarna hijau, tetapi ada pula yang diberi
pewarna merah, memakai Propylene Glycol atau Ethylene
Glycol sbg. bahan anti freeze, ditambahkan Phospate atau
Silicate sbg. bahan (inhibitor) anti karat & cavitation (erosi
dinding dalam mesin oleh aliran air). Masa pakai 1 tahun

Long Life / Extended Life Coolant
Berwarna orange, bahan dasar sama dg. di atas, tetapi
memakai Organic Acid / Carboxylate sbg. bahan anti karat
& cavitation. Berbeda dg. coolant konvensional, coolant ini
sedikit meninggalkan endapan (scale build up) di dinding
dalam saluran pendingin. Diprakarsai oleh General Motor &
dikenal sebagai DexCool. Mempunyai masa pakai yang
lebih lama dibandingkan coolant konvensional (3 - 5 tahun)

Racing Coolant / Surfactant Coolant
Berwarna pink atau ungu, tak mengandung bahan anti
freeze, tetapi bisa menambah kemampuan "heat transfer"
dari air dg. mengurangi "surface tension" & menambah
angka "specific heat" air, juga mampu mencegah karat &
cavitation. Coolant ini tdk. menurunkan suhu, tetapi dg.
aliran perpindahan panas yg. lebih cepat & menutup "Hot
Spot" atau titik konsentrasi panas di kepala silinder, maka
suhu lingkungan ruang bakar jadi lebih "dingin". Sesuai utk.
mesin berkemampuan tinggi. Masa pakai 1-2 tahun

Untuk kondisi tropis bahan anti freeze tak dibutuhkan, maka
aquadest adalah pemindah panas terbaik, tetapi aquadest
tak bisa mencegah karat & cavitation, oleh sebab itu coolant
sebaiknya dicampurkan. Jika ingin mengganti jenis coolant,
sebaiknya radiator di-flush dahulu

sumber : http://www.idmoc.com

Semoga Bermanfaat.